Menunggu Akreditasi Baru Si Jantong Hatee

Menunggu Akreditasi Baru Si Jantong Hatee
Menunggu Akreditasi Baru Si Jantong Hatee
Ilustrasi
Pena Fajar | Opini
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang dijuluki Jantong Hatee rakyat Aceh akan segera mendapat akreditasi baru di tingkat institusi dan ini akan menggantikan akreditasi C yang sudah disandang Unsyiah beberapa tahun terakhir.
Mendapatkan akreditasi A bukanlah pekerjaan mudah namun butuh usaha dan kerja keras agar hal tesebut dapat tercapai. Seperti yang dilansir dari situs resmi www.dikti.go.id sampai sekarang hanya ada 18 universitas yang terakreditasi A dan universitas tersebut adalah deretan universitas bonafit di Indonesia, dan untuk menjadi salah satu dari deretan tersebut tentu butuh kerja keras dari berbagai pihak.
Borang akreditasi Unsyiah telah selesai dan sudah dikirim ke BAN-PT pada 6 Januari 2015 lalu (www.detak-unsyiah.com 13/01/2015) dan itu merupakan titik terang setelah sebelumnya akreditasi C yang disandang Unsyiah kadaluarsa beberapa bulan sebelumnya. Tentu ini menjadi kabar gembira untuk kita semua karena tidak lama lagi Unsyiah akan menyandang akreditasi baru yang tentunya lebih baik dari sebelumnya.
Dalam hal ini rektor Unsyiah Samsul Rizal tetap optimis mendapatkan predikat A dan hal tersebut sejalan dengan harapan seluruh mahasiswa Unsyiah termasuk penulis sendiri, karena dengan mendapatkan akreditasi A kedudukan kita akan sama dengan deretan kampus terkenal di pulau Jawa katankanlah UI, ITB, atau UGM. Di sisi lain dengan akreditasi A para alumni unsyiah juga akan lebih percaya diri melamar pekerjaan di tingkat nasional dan peluang untuk diterima pun akan lebih besar.
Mendapatkan A tentu menjadi harapan kita semua namun di sisi yang lain kita juga harus realistis. Dengan segala kekurangan yang kita miliki sepertinya agak sulit untuk mendapatkan akrditasi A, bahkan beberapa pakar di bidang mengatakan Unsyiah hanya akan mendapatkan akreditasi B namun tentu tidak salah mengharapkan A.
Dari segi prestasi Unsyiah tidak bisa dipandang sebelah mata, sampai sekarang sudah sangat banyak prestasi yang bisa dibanggakan di tingkat nasional. Salah satunya adalah Unsyiah dinobatkan sebagai Universitas terbanyak publikasi ilmiah tingkat regional Sumatra, tentu ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kita. Namun, apakah sudah cukup dengan hanya prestasi itu dan kita stagnan untuk maju? Tentu tidak.
Di bagian sarana dan prasarana kita juga patut mengapresiasi bagian perpustakaan sentral unsyiah yang sudah berbenah secara besar-besaran. Hal ini terlihat dari perpustakaan bukan hanya berisi tumpukan buku yang hanya dipakai untuk referensi karya ilmiah namun perpustaakaan Unsyiah sudah mulai mengembangkan sayapnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan akademis yang berpusat di perpustakaan. Sungguh 2 jempol patut diacungkan untuk pengelola perpustakaan.
Namun kita tidak boleh hanya dipandang dari sisi yang baik saja, tentu sebagai masyarakat yang mengedepankan nilai dan sikap akademik tentu kita harus menyadari kekurangan dan menerima segala kritikan. Oleh sebab itu pihak rektorat sekiranya tidak menutup mata dengan kekurangan yang kita miliki.
Sektor akademik  Unsyiah pun harus berbenah, seperti melihat kembali kebijakan TOEFL yang baru-baru ini meresahkan mahasiswa. Tes TOEFL yang menjadi sayarat kelulusan menjadi momok menakutkan karena masih banyak mahasiswa yang susah mendapatkan nilai tinggi sebagai syarat lulus. Nah seharusnya yang menjadi fokus utama dari kasus ini adalah bagaimana memajukan dan meningkatkan skil mahasiswa dalam mempelajari bahasa asing, bukan hanya mengancam dengan tidak diwisuda, beri mahasiswa pembelajaran ekstra jika kita serius dalam hal meningkatkan skil bahasa Inggris.
Terus Maju
Akreditasi baru memang akan segera muncul, namun itu bukanlah akhir dari perjuangan Unsyiah menjadi yang terbaik. Akreditasi baru yang akan kita dapatkan ini sekiranya menjadi batu loncatan agar kampus ini kelak tetap menjadi Jantong Hatee Rakyat Aceh. Jangan sampai sebaliknya.
Pembenahan di berbagai sektor harus terus digalakkan jangan sampai muncul kesan peremajaan sarana atau prasarana hanya untuk memamerkan kepada para asesor dari pusat. Namun pembenahan harus harus diniatkan untuk memajukan Unsyiah sehingga akan terus berlanjut sehingga kampus ini benar-benar menjadi kampus elit..
Saya yakin pemimpin Unsyiah sekarang bukanlah orang yang hanya mementingkan pecitraan semata namun saya yakin dan percaya Bapak Rektor sekarang adalah orang yang sangat mengedepankan kualitas, hal ini terlihat dengan tidak segannya rektor blusukan ke berbagai elemen sampai ke tingkat bawah untuk mengontrol langsung fakta di lapangan.
Agaknya moment pergantian akreditas Unsyiah tidak boleh menjadi titik akhir yang membuat seluruh elemen stagnan di satu tempat dan merasa cukup dengan pembaruan. Kita semua harus tetap menyinsing lengan baju dan tetap bekerja keras agar Unsyiah lebih maju dan pendidikan di republik ini menjadi lebih baik. Moment ini tidak boleh hanya menjadi pembangunan jangka pendek Unsyiah namun momen ini diharapkan sebagai awal kemajuan baru Unsyiah untuk menjadi lebih baik dan menyonsong menjadi universitas yang masuk jajaran 5 besar di tingkat nasional. Semoga. []

Banda Aceh 6 Maret 2015

Share on Google Plus

About Unknown

Blog ini mencoba merekam jejak yang terlalu cepat punah.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment